Jumat, 17 Februari 2017

Cerpen: Dijemput Kenangan


            Karena begitu rindu pada keadaan masa SMA dulu, ya kurang lebih 10 tahun yg lalu akupun membuka foto album yg tersimpan di laci kamarku. Mereka sekarang begitu jauh dariku, foto sahabat-sabahatku itu begitu polos.
            Saat tiba pada halaman ke sekian, terlihat sebuah foto. Ya itu fotonya, seseorang yg pernah sangat dekat denganku. Sahabatku yg meninggal saat terjadi kebakaran di sekolah saat acara perpisahan. Dia tidak terselamatkan.
            Tiba-tiba cairan hangat menetes dipipiku, lalu jatuh membasahi fotonya. Wajahnya jadi samar terlihat olehku. Aku begitu bernostalgia dan terhanyut kenangan semasa dulu, saat sering bermain ke time zone sepulang sekolah, atau berhenti di tempat tukang gorengan sekedar untuk membeli tempe dan gehu goreng tidak lupa cabe pedasnya. Hemmh... aku sangat rindu padanya... andaikan sekarang kami masih bersama...
            "Miwa, cepat turun. Sudah kan dandannya? semuanya sudah menunggumu di bawah." kata Mama dari balik pintu.
            "Iya ma." Kataku. Lalu merapikan gaun pengantinku dan segera turun.
            Terlihat Aoyama, teman sekolahku dulu yg sekarang menjadi calon suamiku berdiri menungguku di altar. Sementara aku dan Ayah berjalan menuju tempatnya disana. Semuanya begitu lancar, tak ada satupun yg luput. Lalu seperti biasa, acara pernikahan diakhiri dengan pelemparan bunga. Riuh kekecewaan beberapa gadis yg tak mendapat bunga yg kulemparkanpun menjadi salah satu kebahagiaan tersendiri buatku.
            Aoyama kemudian menggendongku dan membawaku ke mobilnya untuk selanjutnya pergi ke tempat kami akan berbulan madu. Aku duduk di depan, sementara Aoyama yg menyetir mobil kami.
            Dari dalam mobil kulihat seseorang yg terlihat persis dengan sahabatku yg meninggal melambaikan tangannya tanda memanggilku, sampai akhirnya sebuah truk yg kelihatan tak terkendali menabrakku dan Aoyama...
            Kamipun kembali bersama-sama seperti dahulu, dan tak ada penyesalan sama sekali.

            "Aku datang untuk menjemput kalian, sahabat-sahabatku." Katanya sambil tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar